LP3I Akan Hapus Jenjang D-3
Para mahasiswa/mahasiswi di kelas LP3i.
Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 20 November 2019 | 11:00 WIB
Jakarta,
Beritasatu.com - Ketua
Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I), Muh. Aghnia
Syahputra mengatakan, lembaga yang ia pimpin tak segan-segan melakukan
perubahan dalam jenjang pendidikan. Rencananya, mereka akan menghapus program
diploma III (D-3) dan menggantikan dengan diploma empat (D-4).
Menurut
Aghnia, peralihan jenjang pendidikan ini berkaca dari kesuksesan negara maju
yang mempunyai program vokasional unggul seperti Jerman, Belanda, dan Jepang.
Seperti diketahui, negara-negara tersebut tidak ada yang menyelenggarakan D-3.
Tingkat lulusannya hanya berjenjang D-1, D-2, dan langsung ke D-4.
Untuk
mempermudah rencana tersebut, Aghnia meminta pemerintah dalam hal ini,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk tidak mempersulit izin
pembukaan jenjang D-4 Pasalnya, saat ini baru satu program studi (prodi) di
LP3I yang berjenjang D-4, yakni prodi Bisnis Internasional dengan konsentrasi
marketing manajemen. Padahal, melalui jenjang D-4, sistem perkuliahan akan
lebih mengedepankan praktik dan terapan, sehingga bisa membawa kesempatan baru
untuk siswa.
Aghnia
juga menyebutkan, dengan adanya jenjang D-4 yang lulusan ijazahnya setara
strata satu (S-1), minat mahasiswa yang ingin bekerja akan meningkat untuk
memilih melanjutkan pendidikan di Politeknik. Selama ini, Politeknik masih
menjadi pilihan kedua sehingga kebanyakan mahasiswa kuliah Politeknik karena
tidak ada pilihan lain.
"Dulu
orang masuk D-3 karena tidak keterima di tempat lain, bukan karena passionate
dengan pendidikan vokasi. Nah sekarang pemerintah buka jalan baru bagi institusi
yang ingin membuka D-4 akan dibantu prosesnya. Ini kita dorong, apalagi D-4
yang setara S-1," kata Aghnia dalam rapat kerja nasional (Rakernas) LP3I
Tahun 2019 yang bertemakan “Competent and Adaptable” di Hotel Mercure, Jakarta,
Selasa (19/11).
Ia
melanjutkan, sejak awal berdiri, Politeknik LP3I memang berkomitmen untuk
menciptakan sumber daya manusia (SDM) siap kerja dengan kompetensi yang teruji.
Untuk mendukung hal tersebut, LP3I mendesain kurikulum pendidikan yang
mengedepankan prinsip link and match dengan dunia industri.
Metode
pembelajaran didesain 30 :70, yakni 30 % teori dan 70% praktik. Selain itu,
para lulusan juga dibekali dengan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), sehingga bukan hanya ijazah tetapi sertifikasi
keahlian sebagai modal untuk kerja.
“Sistem
pendidikan yang kami tawarkan ini sejalan dengan visi pemerintah yang ingin
mendorong dan membangun SDM khususnya dalam bidang vokasional yang bisa
beradaptasi dengan perkembangan industri. Makanya, kami mendorong LP3I agar
bisa menyalurkan SDM siap kerja dan siap pakai yang dapat mengurangi
pengangguran di Indonesia,” kata Aghnia.
Komentar
Posting Komentar